Dinihari,
Sangat deras mengalir,
Seperti lata selepas hujan.
Pagi,
Dihambat
Gelingan air mata
Kederasan
Sang mentari yang berlari
Memanjat dinding langit
Muncul dibalik awan tebal kusam
Sedikit demi sedikit
Oren kemerahan
Sehingga tubuhmu tersergam indah
Derasnya kau berlari dimataku.
Pagi,
Atap-atap langit
Dibumbung awan kusam riang
Merekah-rekah memerah sinar baru
Merekah memecah disulam
Antara awan kusam dan riang
Sang mentari
Kau kembali menyembunyikan diri
Dibalik awan kusam riang
Ditengah bola mataku
Tepat menatap tubuhmu
Oren merah itu hilang dimataku
Keriangan ini bertukar air mata.
Nah!
Kau hadir dengan semangat baru
Aku tak kental menatap tubuhmu
Kau sudah pekat memancar
Aku sedaya menatap kegagahanmu
Ku tahu tubuhmu masih putih
Ketika kuasamu menyelerakkan kegagahan.
Pedih,
Burung mengiringi kegagahanmu
Membuka pintu
Tapi,
Kau laju
Aku di sini
Kau hilang
Disebalik kegagahanmu
Awan kusam menghalangimu
Walau kutahu
Kegagahanmu menyelerak
Membasahi duniamu dan duniaku
Nur Faisal
13 April 2011
D. Restu, USM.
No comments:
Post a Comment